Pada tanggal 3 – 8 Februari 2020, kegiatan lanjutan berupa Training of Traines (ToT) dari Program Strengthening Legal Education in Eastern Indonesia (SLEEI) digelar di Universitas Pattimura Ambon, Maluku. Pertemuan ToT tersebut bertujuan untuk mendesain training bersama-sama dengan perwakilan Fakultas Hukum dari universitas-universitas di Indonesia Timur yang menjadi mitra Program SLEEI. Turut hadir dalam kegiatan ini diantaranya para Dekan dari Universitas Kristen Artha Wacana Kupang (Dr. Melkianus Ndaomanu), Universitas Kristen Wira Wacana Sumba (Dr. Nugrohowardhani), dan Universitas Mataram (Dr. H. Hirsanuddin).
Program yang didanai oleh Orange Knowledge Program dari NUFFIC Belanda, memiliki 5 focal points untuk dikembangkan dalam pendidikan hukum, yaitu: legal skills, teaching methods, curriculum development, legal ethics dan gender. Dalam kegiatan ToT yang digelar di Ambon, banyak akademisi, baik dari dalam maupun luar negeri, yang terlibat. Dari Belanda: Prof. Adriaan Bedner dari Van Vollenhoven Institute, Leiden Law School sebagai ahli legal skills, Dr. Jacqueline Vel juga dari Van Vollenhoven Institute sebagai ahli legal ethics; Drs Daan Romein dari ICLON, Leiden University, sebagai ahli teaching methods dan pengembangan kurikulum; dan Lieselotte Heederik Msc, MA (independent consultant) sebagai ahli gender. Turut hadir sebagai manajer program SLEEI dari KIT Amsterdam adalah Dr. Laurens van Veldhuizen. Selain pelatih dari Leiden University dan KIT, ahli dari berbagai universitas di Indonesia juga menjadi trainer, diantaranya Dr. Rikardo Simarmata dan Dr. Sri Wiyanti Eddyono dari FH UGM, Dr. Herlambang P. Wiratraman dari FH Universitas Airlangga, Dr. Widodo Dwi Putro dari FH Universitas Matraman, Bivitri Susanti S.H., LL.M dari STH Jentera dan Dr. Stijn Cornelis van Huis dari BINUS University.
Acara SLEEI di Ambon terdiri dari dua bagian: pelatihan dan konsinyering. Setelah mengikuti pelatihan yang deberikan oleh ahli luar dan dalam negri, perwakilan dosen hukum dari keempat universitas mitra bersama-sama dengan para ahli mendesain sebuah pelatihan serta sebuah rencana pengembangan kurikulum yang mancakup 5 focal point dari program SLEEI yang dapat diselenggarakan pada universitas masing-masing.
Pelatihan SLEEI di Ambon menarik perhatian para pejabat di Kota Ambon. Pada tanggal 5 Februari peserta pelatihan SLEEI diundang untuk silaturahmi dan makan bersama dengan Walikota Ambon, Richard Louhenapessy. Pada hari berikutnya (6/2) peserta SLEEI diundang Sekretaris Kota, A. G. Latuheru untuk makan bersama di Restoran Sari Gurih. Acara Training of Trainers akan berlanjut dengan training pada setiap dari empat universitas yang terkait dalam program SLEEI. Semoga training tersebut dapat mencapai tujuannya: strengthening of legal education in Eastern Indonesia.